Asmak malaikat Sajadah

6:11 PM Add Comment
Asmak malaikat Sajadah

Ini doa siang malam yang didzikirkan para malaikat di langit dan bumi. Insya allah menjadi sarana kita bertaqarrub/mendekatkan diri pada Allah SWT.

Ketika Allah menciptakan ‘Arsy, Dia perintahkan sejumlah malaikat untuk memikulnya. Kemudian malaikat merasakan sebagai sebuah beban yang agak berat. karena itu Allah berfirman kepada malaikat “Katakanlah : Subhanallah” lalu para malaikat mengucapkan kalimat itu hingga ringanlah beban pikulan mengangkat ‘Arsy. Sejak saat itu para malaikat mengucapkan Subhanallah sepanjang jamannya. Ketika Allah menciptakan nabi Adam, tiba – tiba nabi Adam bersin. Allah mengilhamkan kepada nabi Adam agar mengucapkan “Alhamdulillah“. Allah kemudian mengucapkan Yarhamukallah”, (semoga Allah menyayangimu). Para malaikat pun berkata “Ini adalah kalimat yang sangat agung karena itu tidak patut dilalaikan”. Malaikat pun menggabungkan kata baru tersebut dengan kata sebelumnya, sehingga malaikat selalu membaca “Subhanallah Walhamdulillah”. Dua kalimat tersebut selalu dibaca oleh malaikat hingga Allah menciptakan nabi Nuh, as.


Umat nabi Nuh adalah umat pertama penyembah berhala dan menjadikannya sebagai tuhan. Allah mewahyukan kepada nabi Nuh untuk menyampaikan kepada kaumnya kalimat La Ilaaha Illallah” tiada tuhan selain Allah. Nabi Nuh pun menyampaikan kalimat tersebut kepada umatnya. Mendengar kalimat tersebut, malaikat merasa sangat bahagia dan menggabungkannya dengan dua kalimat sebelumnya. Sehingga sepanjang waktu malaikat mengucapkan “Subhanallah Walhamdulillah Wala Ila Ha Illallah”. Sampailah Allah mengutus nabi Ibrahim dan memerintahkan nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya. Saat akan disembelih Allah mengganti dengan domba, seketika nabi Ibrahim berkata “Allahu akbar” sebagai ungkapan gembira. Para malaikat pun berkata “Sungguh indah kalimat yang keempat” dan malaikat menggabungkan dua kalimat tersebut dengan kalimat yang terakhir, sehingga malaikat selalu berucap Subhanallah Walhamdulillah Wala Ila Ha Illallahuallahuakbar”


Ketika riwayat ini disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad saw, dengan nada takjub nabi Muhammad berkata Laa Haula Wala Quwwata Illabillahilaliyil Adhim”. Mendengar kalimat tersebut para malaikat menggabungkannya dengan empat kalimat sebelumnya.


BERIKUT INI ASMAK MALAIKAT SAJADAH, ASMAK YANG DIDAWAMKAN MALAIKAT YANG SENANTIASA BERSUJUD KEPADA ALLAH SWT

TAWASSUL KIRIM AL FATIHAH SEBAGAIMANA BIASANYA..
PATRAP PERTAMA
Subhanallah Walhamdulillah Wala Ila Ha Illallahuallahuakbar 
PATRAP KEDUA
Laa Haula Wala Quwwata Illabillahilaliyil Adhim
PATRAP KETIGA
Subhana Robbial Adzimi Wabihamdih
PATRAP EMPAT
Subhana Robbial A’la wabihamdih
PATRAP GABUNGAN
Subhanallah Walhamdulillah Wala Ila Ha Illallahuallahuakbar Laa Haula Wala Quwwata Illabillahilaliyil Adhim Subhana Robbial adzimi Wabihamdih Subhana Robbial A’la wabihamdih

Saya ijasahkan kepada pembaca blog KWA yang budiman sebagai sarana berdzikir. Jumlah dzikir seikhlas hati dan didawamkan pagi siang malam semua baik.

Tata Cara Sholat Tahajud setelah sholat tarawih dan witir

4:50 PM Add Comment
Tata Cara Sholat Tahajud setelah sholat tarawih dan witir
Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah. Secara bahasa berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadhan setelah selesai shalat malam 4 rakaat disebut tarwihah; karena dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan qiyam Ramadhan.

Menegakkan Shalat malam atau tahajud atau tarawih dan shalat witir di bulan Ramadhan merupakan amalan yang sunnah. Bahkan orang yang menegakkan malam Ramadhan dilandasi dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.

Sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ قاَمَ رَمَضَانَ إِيـْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »

“Siapapun yang menegakkan bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim 1266)

Pada asalnya shalat sunnah malam hari dan siang hari adalah satu kali salam setiap dua rakaat. Berdasarkan keterangan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shalat malam itu?” Beliau menjawab:

« مَثْنىَ مَثْنىَ فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ »

“Dua rakaat – dua rakaat. Apabila kamu khawatir mendapati subuh, maka hendaklah kamu shalat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu yang lain dikatakan:

« صَلاَةُ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ »


“Shalat malam hari dan siang hari itu dua rakaat – dua rakaat.” (HR Ibn Abi Syaibah) (At-Tamhiid, 5/251; Al-Hawadits, 140-143; Fathul Bari’ 4/250; Al-Muntaqo 4/49-51)

Maka jika ada dalil lain yang shahih yang menerangkan berbeda dengan tata cara yang asal (dasar) tersebut, maka kita mengikuti dalil yang shahih tersebut. Adapun jumlah rakaat shalat malam atau shalat tahajud atau shalat tarawih dan witir yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah lebih dari 11 atau 13 rakaat.

Shalat tarawih dianjurkan untuk dilakukan berjamaah di masjid karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melakukan hal yang sama walaupun hanya beberapa hari saja. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir rahimahullah, ia berkata:

“Kami melaksanakan qiyamul lail bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam 23 Ramadhan sampai sepertiga malam. Kemudian kami shalat lagi bersama beliau pada malam 25 Ramadhan sampai separuh malam. Kemudian beliau memimpin lagi pada malam 27 Ramadhan sampai kami menyangka tidak akan sempat mendapati sahur.” (HR. Nasa’i, Ahmad, Al-Hakim, Shahih)

Beserta sebuah Hadits dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dia berkata:

Kami puasa tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memimpin kami untuk melakukan shalat (tarawih) hingga Ramadhan tinggal tujuh hari lagi, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami shalat sampai lewat sepertiga malam. Kemudian beliau tidak keluar lagi pada malam ke enam (tinggal 6 hari lagi – pent). Dan pada malam ke lima (tinggal 5 hari – pent) beliau memimpin shalat lagi sampai lewat separuh malam. Lalu kami berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Seandainya engkau menambah lagi untuk kami sisa malam kita ini?’, maka beliau bersabda:

« مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتىَّ يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ »


“Barang siapa shalat tarawih bersama imam sampai selesai maka ditulis baginya shalat malam semalam suntuk.”

Kemudian beliau tidak memimpin shalat lagi hingga Ramadhan tinggal tiga hari. Maka beliau memimpin kami shalat pada malam ketiga. Beliau mengajak keluarga dan istrinya. Beliau mengimami sampai kami khawatir tidak mendapatkan falah. Saya (perowi) bertanya ‘apa itu falah?’ Dia (Abu Dzar) berkata ‘sahur’. (HR. Nasa’i, Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Daud, Ahmad, Shahih)

Hadits itu secara gamblang dan tegas menjelaskan bahwa shalat berjamaah bersama imam dari awal sampai selesai itu sama dengan shalat sendirian semalam suntuk. Hadits tersebut juga sebagai dalil dianjurkannya shalat malam dengan berjamaah.

Bahkan diajurkan pula terhadap kaum perempuan untuk shalat tarawih secara berjamaah, hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh khalifah Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu yaitu beliau memilih Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu untuk menjadi imam untuk kaum lelaki dan memilih Sulaiman bin Abu Hatsmah radhiyallahu ‘anhu untuk menjadi imam bagi kaum wanita.


Tata Cara Shalat Malam

Perlu kita ketahui bahwa tata cara shalat malam atau tarawih dan shalat witir yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ada beberapa macam. Dan tata cara tersebut sudah tercatat dalam buku-buku fikih dan hadits. Tata cara yang beragam tersebut semuanya pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Semua tata cara tersebut adalah hukumnya sunnah.

Maka sebagai perwujudan mencontoh dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka hendaklah kita terkadang melakukan cara ini dan terkadang melakukan cara itu, sehingga semua sunnah akan dihidupkan. Kalau kita hanya memilih salah satu saja berarti kita mengamalkan satu sunnah dan mematikan sunnah yang lainnya. Kita juga tidak perlu membuat-buat tata cara baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mengikuti tata cara yang tidak ada dalilnya.

Shalat tarawih sebanyak 13 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Beliau membuka shalatnya dengan shalat 2 rakaat yang ringan.
  2. Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang.
  3. Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan tiap rakaat yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya hingga rakaat ke-12.
  4. Kemudian shalat witir 1 rakaat.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Kholid al-Juhani, beliau berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam, maka beliau memulai dengan shalat 2 rakaat yang ringan, Kemudian beliau shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat witir 1 rakaat.” (HR. Muslim)

Faedah, Hadits ini menjadi dalil bolehnya shalat iftitah 2 rakaat sebelum shalat tarawih.

Shalat tarawih sebanyak 13 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.
  2. Kemudian melakukan shalat witir langsung 5 rakaat sekali salam.

Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan tidur malam, maka apabila beliau bangun dari tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Setelah itu beliau shalat delapan rakaat dengan bersalam setiap 2 rakaat kemudian beliau melakukan shalat witir lima rakaat yang tidak melakukan salam kecuali pada rakaat yang kelima.”

Shalat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat 10 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.
  2. Kemudian melakukan shalat witir 1 rakaat.

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam atau tarawih setelah shalat Isya’ – Manusia menyebutnya shalat Atamah – hingga fajar sebanyak 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau berwitir satu rakaat.” (HR. Muslim)

Shalat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 4 rakaat.
  2. Kemudian shalat witir langsung 3 rakaat dengan sekali salam.

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata:

مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

Tambahan: Tidak ada duduk tahiyat awal pada shalat tarawih maupun shalat witir pada tata cara poin ini, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut. Bahkan ada larangan menyerupai shalat maghrib.

Shalat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat langsung sembilan rakaat yaitu shalat langsung 8 rakaat, tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan tanpa salam kemudian berdiri 1 rakaat lagi kemudian salam.
  2. Kemudian shalat 2 rakaat dalam keadaan duduk.

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata:


كُناَّ نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ، فَيَـبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أَنْ يَـبْعَثَهُ مِنَ الَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يُصَلِى تِسْعَ رَكْعَةٍ لاَ يَـجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَ لاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعْناَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِمُ وَ هُوَ قَاعِدٌ (رواه مسلم)


“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari, lantas tatkala beliau bangun tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Kemudian beliau melakukan shalat malam atau tarawih 9 rakaat yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan lantas membaca pujian kepada Allah dan shalawat dan berdoa dan tidak salam, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kesembilan kemudian duduk tahiyat akhir dengan membaca dzikir, pujian kepada Allah, shalawat dan berdoa terus salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian beliau melakukan shalat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk.” (HR. Muslim 1233 marfu’, mutawatir)

Faedah, Hadits ini merupakan dalil atas:

  1. Bolehnya shalat lagi setelah shalat witir.
  2. Terkadang Nabi shalat witir terlebih dahulu baru melaksanakan shalat genap.
  3. Bolehnya berdoa ketika duduk tasyahud awal.
  4. Bolehnya shalat malam dengan duduk meski tanpa uzur.

Shalat tarawih sebanyak 9 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat dua rakaat dengan bacaan yang panjang baik dalam berdiri, ruku’ maupun sujud kemudian berbaring.
  2. Setelah bangun kemudian shalat 2 rakaat lagi dengan bacaan yang panjang baik ketika berdiri, ruku’ maupun sujud kemudian berbaring.
  3. Setelah bangun kemudian shalat 2 rakaat lagi dengan bacaan yang panjang baik ketika berdiri, ruku’ maupun sujud kemudian berbaring.
  4. Setelah bangun shalat witir 3 rakaat.

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
…ثُمَّ قَامَ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ فَأَطَالَ فِيْهْمَا الْقِيَامَ وَ الرُّكُوْعَ وَ السُّجُوْدَ ثُمَّ انْصَرَفَ فَنَامَ حَتَّى نَفَغَ ثُمَّ فَعَلَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ سِتُّ رَكَعَاتٍ كُلُّ ذَلِكَ يَشْتاَكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يَقْرَأُ هَؤُلاَءِ الآيَاتِ ثُمَّ أَوْتَرَ بِثَلاَثٍ

“…Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri melakukan shalat 2 rakaat maka beliau memanjangkan berdiri, rukuk dan sujudnya dalam 2 rakaat tersebut, kemudian setelah selesai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbaring sampai mendengkur. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi hal tersebut sampai 3 kali sehingga semuanya berjumlah 6 rakaat. Dan setiap kali hendak melakukan shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak kemudian berwudhu terus membaca ayat (Inna fii kholqis samawati wal ardhi wakhtilafil laili… sampai akhir surat) kemudian berwitir 3 rakaat.” (HR. Muslim)

Faedah, Hadits ini juga menjadi dalil kalau tidur membatalkan wudhu

Shalat tarawih sebanyak 9 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  1. Melakukan shalat langsung 7 rakaat yaitu shalat langsung 6 rakaat, tidak duduk kecuali pada rakaat yang ke-6 tanpa salam kemudian berdiri 1 rakaat lagi kemudian salam. Maka sudah shalat 7 rakaat.
  2. Kemudian shalat 2 rakaat dalam keadaan duduk.

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Aisyah yang merupakan kelanjutan hadits no.5 beliau berkata: “Maka tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah tua dan mulai kurus maka beliau melakukan shalat malam atau tarawih 7 rakaat. Dan beliau melakukan shalat 2 rakaat yang terakhir sebagaimana yang beliau melakukannya pada tata cara yang pertama (dengan duduk). Sehingga jumlah seluruhnya 9 rakaat.” (HR. Muslim 1233)

Disunnahkan pada shalat witir membaca surat “Sabbihisma…” pada rakaat yang pertama dan membaca surat al-Ikhlas pada rakaat yang kedua dan membaca surat al-Falaq atau an-Naas pada rakaat yang ketiga. Atau membaca surat “Sabbihisma…” pada rakaat yang pertama dan membaca surat al-Kafirun pada rakaat yang kedua dan membaca al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga.

Tata cara tersebut di atas semua benar. Boleh melakukan shalat malam atau tahajud atau tarawih dan witir dengan cara yang dia sukai, tetapi yang lebih afdhol adalah mengerjakan semua tata cara tersebut dengan berganti-ganti. Karena bila hanya memilih satu cara berarti menghidupkan satu sunnah tetapi mematikan sunnah yang lainnya. Bila melakukan semua tata cara tersebut dengan berganti-ganti berarti telah menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak ditinggalkan oleh kaum Muslimin.

Adapun pada zaman Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu Kaum muslimin melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, 13 rakaat, 21 rakaat dan 23 rakaat. Kemudian 39 rakaat pada zaman khulafaur rosyidin setelah Umar radhiyallahu ‘anhu tetapi hal ini khusus di Madinah. Hal ini bukanlah bid’ah (sehingga sama sekali tidak bisa dijadikan dalil untuk adanya bid’ah hasanah) karena para sahabat memiliki dalil untuk melakukan hal ini (shalat tarawih lebih dari 13 rakaat). Dalil tersebut telah disebutkan di atas ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang shalat malam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
« مَثْنىَ مَثْنىَ فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ »

“Dua rakaat – dua rakaat. Apabila kamu khawatir mendapati subuh, maka hendaklah kamu shalat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari)

Pada hadits tersebut jelas tidak disebutkan adanya batasan rakaat pada shalat malam baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Batasannya adalah datangnya waktu subuh maka diperintahkan untuk menutup shalat malam dengan witir.

Para ulama berbeda sikap dalam menanggapi perbedaan jumlah rakaat tersebut. Jumhur ulama mendekati riwayat-riwayat tersebut dengan metode al-Jam’u bukan metode at-Tarjih (Metode tarjih adalah memilih dan memakai riwayat yang shahih serta meninggalkan riwayat yang lain atau dengan kata lain memilih satu pendapat dan meninggalkan pendapat yang lain. Hal ini dipakai oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam menyikapi perbedaan jumlah rakaat ini. Metode al-Jam’u adalah menggabungkan yaitu memakai semua riwayat tanpa meninggalkan dan memilih satu riwayat tertentu. Metode ini dipilih oleh jumhur ulama dalam permasalahan ini). Berikut ini beberapa komentar ulama yang menggunakan metode penggabungan (al-Jam’u) tentang perbedaan jumlah rakaat tersebut:

  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ia boleh shalat 20 rakaat sebagaimana yang masyhur dalam mazhab Ahmad dan Syafi’i. Boleh shalat 36 rakaat sebagaimana yang ada dalam mazhab Malik. Boleh shalat 11 dan 13 rakaat. Semuanya baik, jadi banyak atau sedikitnya rakaat tergantung lamanya bacaan atau pendeknya.” (Majmu’ al-Fatawa 23/113)
  • Ath-Thartusi berkata: “Para sahabat kami (malikiyyah) menjawab dengan jawaban yang benar, yang bisa menyatukan semua riwayat. Mereka berkata mungkin Umar pertama kali memerintahkan kepada mereka 11 rakaat dengan bacaan yang amat panjang. Pada rakaat pertama imam membaca 200 ayat karena berdiri lama adalah yang terbaik dalam shalat. Tatkala masyarakat tidak kuat lagi menanggung hal itu maka Umar memerintahkan 23 rakaat demi meringankan lamanya bacaan. Dia menutupi kurangnya keutamaan dengan tambahan rakaat. Maka mereka membaca surat Al-Baqarah dalam 8 rakaat atau 12 rakaat.”
  • Imam Malik rahimahullah berkata: “Yang saya pilih untuk diri saya dalam qiyam Ramadhan adalah shalat yang diperintahkan Umar yaitu 11 rakaat itulah cara shalat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun 11 dekat dengan 13.
  • Syaikh Abdul ‘Aziz bin Bazz berkata: “Sebagian mereka mengira bahwa tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat. Sebagian lain mengira bahwa tarawih tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat. Ini semua adalah persangkaan yang tidak pada tempatnya, BAHKAN SALAH. Bertentangan dengan hadits-hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa shalat malam itu muwassa’ (leluasa, lentur, fleksibel). Tidak ada batasan tertentu yang kaku yang tidak boleh dilanggar.”

Adapun kaum muslimin akhir jaman di saat ini khususnya di Indonesia adalah umat yang paling lemah. Kita shalat 11 rakaat (Paling sedikit) dengan bacaan yang pendek dan ada yang shalat 23 rakaat dengan bacaan pendek bahkan tanpa tu’maninah sama sekali!!!

Doa Qunut dalam Shalat Witir

Doa qunut nafilah yakni doa qunut dalam shalat witir termasuk amalan sunnah yang banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya. Karena tidak mengetahuinya banyak kaum muslimin yang membid’ahkan imam yang membaca doa qunut witir. Kadang-kadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai qunut dalam shalat witir dan terkadang tidak. Hal ini berdasarkan hadits:

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقْنُتُ فِي رَكْعَةِ الْوِتْرِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang membaca qunut dalam shalat witir.” (HR. Ibnu Nashr dan Daraquthni dengan sanad shahih)

يَجْعَلُهُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ

“Beliau membaca qunut itu sebelum ruku.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud dan An-Nasa’i dalam kitab Sunanul Qubro, Ahmad, Thobroni, Baihaqi dan Ibnu ‘Asakir dengan sanad shahih)

Adapun doa qunut tersebut dilakukan setelah ruku’ atau boleh juga sebelum ruku’. Doa tersebut dibaca keras oleh imam dan diaminkan oleh para makmumnya. Dan boleh mengangkat tangan ketika membaca doa qunut tersebut.

Di antara doa qunut witir yang disyariatkan adalah:

« الَلَّهُمَّ اهْدِناَ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِناَ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّناَ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَباَرِكْ لَناَ فِيْماَ أَعْطَيْتَ، وَقِناَ شَرَّ ماَ قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّناَ وَتَعَالَيْتَ، لاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ »

Maraji’:

  1. Shohih Muslim
  2. Qiyaamur Ramadhan li Syaikh Al-Albanyrahimahullah
  3. Sifat Tarawih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  4. Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  5. Majalah As-Sunnah Edisi 07/1424H/2003M
  6. Tata Cara Shalat Malam Nabi oleh Ustadz Arif Syarifuddin, Lc.

Adab Berdzikir dan Berdoa

12:11 PM Add Comment
Adab Berdzikir dan Berdoa
Assalamu'alaikum Wr Wb

  1. Mengikhlaskan niat dan motivasi dalam mengamalkan zikir, tidak mempunyai maksud dalam melakukan zikir selain untuk mengingat Allah dalam rangka meningkatkan amal ibadah dan perbuatan-perbuatan taat kepada Allah swt (QS. Al-Bayyinah: 5).
  2. Dilakukan dengan rasa penuh ketundukan dan rasa takut, tanpa mengganggu orang lain (QS al-A'raf: 205).
  3. Melakukan zikir dalam keadaan suci dari hadats kecil dan besar. Bagi yang berhadats besar dibolehkan melakukan zikir selain membaca ayat-ayat al-Qur'an (lihat al-Adzkar Imam an-Nawawi hal. 28).
  4. Zikir dilakukan pada tempat dan dengan pakaian yang suci dan bersih.
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari (godaan dan gangguan) syetan terkutuk.
Dengan menyebut asma Allah Yang Rahman dan Rahim.

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالمَِينَ الرَّحمْنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينَ اهْدِنَا الصِّرَاطَ المْسُْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّْينَ . آمين
ALHAMDU LILLAHI RABBIL ALAMIN ARROHMANIR ROHIM MAALIKI YAUMID DIEN IYYAKA NABUDU WA IYYAKA NASTAIN IHDINAS SHIROTOL MUSTAQIEM SYIROTOL LADZINA ANAMTA ALAIHIM GOIRIL MAGDUBI ALAIHIM WALAD DOLLIN. AMIEN.
Segala pujian hanya milik Allah Robb alam semesta, Dia Yang Rahman dan Rahim, Pemilik Hari Akhir, Hanya kepadaNya kami beribadah dan memohon pertolongan, Ya Allah tunjukkanlah kami jalanMu yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang sesat dan orang-orang yang Engkau murkai. Aamiin.


الم ذلِكَ الْكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ اَّلذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَممِاَّ رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بمَِا أُنْزِلَ إِليَكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ أولئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبهِِّمْ وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُون

ALIF LAMMIEM DZALIKAL KITABU LAA RAYBA FIIH HUDAL LIL MUTTAQIEN ALLADZIINA YU'MINUUNA BIL GHOIBI WA YUQIMUUNAS SHALAATA WAMIMMA ROZAQNAAHUM YUNFIQUUNA WALLADZIINA YU'MINUUNA BI MAA UNZILA ILAIKA WA MAA UNZILA MIN QOBLIKA WA BIL AAKHIRATI HUM YUUQINUUN. ULAAIKA ALAA HUDAM MIR RABBIHIM WA ULAAIKA HUMUL MUFLIHUUN.

Alif Lam Mim, itulah al-Kitab yang tak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat dan mendermakan sebagian rezki yang dikaruniai Allah (kepadanya), dan mereka yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (wahai Muhammad) dan yang diturunkan sebelummu, dan merekapun yakin dengan kehidupan akhirat. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh petunjuk dan merekalah yang akan mendapat kebahagiaan.


الله لاَ إلهَ إلاَّ هُوَ الحَيُّ الْْقَيُّومُ لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا في السَّماوَاتِ وَمَا في الأرضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَينَ أيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَيحُِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِِه إِلاَّ بمَِا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلاَيؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ الْعَظِيمُ . لاَ إِكْرَاهَ في الدِّينِ قَدْ تَبَينَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطاغُوتِ وَيُؤمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالعُرْوَةِ الوُثْقَى لاَنْفِصَامَ لهَاَ وَاللهُ سمَيِعٌ عَلِيمٌ . الله وَليُّ الّذِينَ آمَنُوا يخُرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلىَ النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يخُْرِجُونهَُمْ مِنَ النُورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أولِئكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُون

ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QOYYUUM LAA TA'KHUDZUHUU SINATUN WALAA NAUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WAMAA FIL ARDHI, MAN DZALLADZII YASYFA'U 'INDAHUU ILLAA BIIDZNIHI YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WAMAA KHALFAHUM WALAA YUHIITHUUNA BISYAIIM MIN ILMIHII ILLAA BIMAA SYAA'A WASI'A KURSIYYUHUS SAMAAWAATI WAL ARDHI WALAA YAUUDUHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL ALIYYUL AZHIIM.

LAA IKRAAHA FID DIIN, QOD TABAYYANAR RUSYDU MINAL GOYYI, FAMAN YAKFUR BIT THOOGHUUTI WA YU'MIN BILLAHI FAQOD ISTAMSAKA BIL 'URWATIL WUTSQOO LAM FISHOOMA LAHAA. WALLAHU SAMI'UN ALIIM.

ALLAAHU WALIYYUL LADZIINA AAMANUU YUKHRIJUHUM MINAZHZHULUMAATI ILAN NUURI, WALLADZIINA KAFARUU AWLIYAA UHUMUTH THOOGUUTU YUKHRIJUUNAHUM MINAN NUURI ILAZH ZHULUMAATI, ULAAIKA ASHABUN NAARI HUM FIIHAA KHAALIDUUN.

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Tegak (terus menerus mengurus makhlukNya), Dia tidak pernah lelah dan tidak pula mengantuk, bagiNya apa yang ada di langit dan di bumi, tiada yang mampu memberi syafaat di sisiNya tanpa seizinNya. Dia Allah mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu Allah selain yang dikehendakiNya. Kursi (ilmu atau kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Allah sedikitpun tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sungguh telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, sungguh ia benar-benar berpegang teguh kepada 'Urwatul-Wutsqa yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah swt adalah Wali (Pelindung) bagi orang-orang beriman, menyelamatkan mereka dari kegelapan kepada terang-benderang, sedangkan orang-orang kafir pelindung-pelindung mereka adalah syetan yang membawa mereka dari keadan terang kepada kegelapan, Mereka itulah para penghuni neraka, hidup kekal di dalamnya.

للهِ مَا في السَّمَاوَاتِ وَمَا في الأرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا في أَنْفُسِكُمْ أوْ تخُفُوهُ يحَُاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لمَِنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. آمَنَ الرَّسُولُ بمَِا أُنْزِلَ إِليَهِ مِنْ رَبِّهِ وَالمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سمَِعْنَا وَأطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ المَْصِيرُ. لاَيُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إلاَّ وُسْعَهَا لهَاَ مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تحَمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حمَلَتْهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تحَُمِّلْنَا مَا لاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحمَنَا أنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَومِ الْكَافِرِين

LILLAHI MAA FIS SAMAAWAATI WA MA FIL ARDHI WA IN TUBDU MA FI ANFUSIKUM AU TUBDUUHU YUHAASIBKUM BIHILLAHU. FAYAGFIRU LIMAN YASYAA'U WA YUADZDZIBU MAN YASYAA'U.
WALLOHU ALA KULLI SYAI'IN QODIR. AMANAR ROSULU BIMA UNZILA ILAIHI MIR ROBBIHI WAL MUKMINUN KULLUN AMANA BILLAHI WAMALAIKATIHI WA KUTUBIHI WARUSULIHI. LA NUFARRIQU BAINA AHADIM MIR RUSULIHI WA QOLU SAMI'NA WA ATHO'NA GUFRANAKA ROBBANA WA ILAIKAL MASHIR. LA YUKALLIFULLOHU NAFSAN ILLA WUS'AHA LAHA MA KASABAT WA ALAIHA MA KTASABAT. ROBBANA LA TUAKHIDZNA IN NASINA AW AKHTHO'NA ROBBANA WALA TAHMIL ALAINA ISHRON KAMA HAMALTAHU ALAL LAZINA MIN QOBLINA ROBBANA WA LA TUHAMMILNA MA LA THOQOTA LANA BIHI WA'FU 'ANNA WAGFIR LANA WARHAMNA ANTA MAULANA FANSURNA ALAL QOUMIL KAFIRIN.

Bagi Allah apa yang di langit dan di bumi, jika kalian menampakkan apa yang ada di dalam jiwamu atau menyembunyikannya, niscaya Allah tetap akan menghitungnya, Dia memberi ampunan kepada yang dikehendakiNya, dan menimpakan siksa kepada yang dikehendakiNya, Dia Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada apa yang diwahyukan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang beriman, semuanya mengimani Allah swt, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan para rasulNya, seraya berseru; "Kami tidak membedakan antar para Rasul Allah, dan berkata; "Kami menaati dan mendengar", (kami mengharapkan) ampunanMu Ya Robbana, kepadaMu tempat kembali. Allah swt tiada membebani seorangpun selain sesuai kemampuan (yang diberikan), baginya (pahala) amal (baiknya) dan (ganjaran) bagi amal (jahatnya). Ya Rabbana, jangan Engkau berikan kami sangsi atas kekhilafan dan kesalahan, jangan Engkau berikan kami beban berat seperti orang-orang sebelum kami, jangan pula Engkau berikan beban (hidup) di luar kemampuan kami, Ya Rabbana maafkan kami, ampuni kami, kasihi kami, Engkaulah Pelindung kami, bantulah kami (menghadapi) orang-orang kafir.


قُلِ اللَهُمَّ مَالِكَ الملْكِ تُؤْتي الملْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنزِعُ الملْكَ ممَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الخير إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ. تُولجُِ اللَّيْلَ في النَّهَارِ وُتُولجُ النَّهَارَ في اللَّيْلِ وَتخُرْجُ الحَْيِّ مِنَ الميَِّتِ وُتخُرِجُ الميَتَ مِنَ الحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيرِ حِسَابٍ

QULILLAHUMMA MALIKUL MULKI TU'TIL MULKA MAN TASYA'U WA TANZIUL MULKA MIM MANTASYA'U WA TU'IZZU MANTASYA'U WA TUDZILLU MANTASYA'U BI YADIKAL KHAIRU INNAKA 'ALA KULLI SYAI'IN QODIR. TULIJUL LAILA FIN NAHARI WA TULIJUN NAHARA FIL LAILI WA TUKHRIJUL HAYYA MINAL MAYYITI WA TUKHRIJUL MAYYITA MINAL HAYYI WA TARZUQU MANTASYA'U BI GHAIRI HISAB.
Katakanlah (wahai Muhammad) Ya Allah, Maha Raja dari semua kerajaan, memberikan kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau berikan kemuliaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki pula, bagi Mu segala kebaikan, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau pergantikan malam ke siang dan siang kepada malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan orang mati dari yang hidup, Engkau berikan rezki kepada orang yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan sedikitpun.

قُلْ هُوَ الله أحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لمَ يَلِدْ وَلمَ يُوْلَدْ وَلمَ يَكُن لَهُ كُفُوًا أحَدٌ  
Katakanlah (wahai Muhammad) Dia Allah Maha Esa, Allah tempat mengadu, Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan, tiada seorangpun yang menyamai (menyerupai)Nya (3 kali)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَفَّاثَاتِ في الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (3 مرات)

Katakahlah (wahai Muhammad), aku berlindung kepada Robb Penguasa waktu shubuh, dari kejahatan yang diciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan tukang-tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhulnya (tali-tali yang diikat-ikat) dan dari kejahatan pendengki saat ia mendengki (3 kali)

قُلْ أعُوذُ بِرَبِّ النَاسِ مَلِكِ النَاسِ إلهِ النَاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الخنَّاسِ الَذِي يُوَسْوِسُ في صُدُورِ النَاسِ مِنَ الجنَّةِ وَالناسِ (3 مرات)

Katakanlah (wahai Muhammad) aku berlindung kepada Robb sekalian manusia, Raja manusia, Ilah (sesembahan) sekalian manusia, dari kejahatan was-was (bisikan) syetan al-Khannas, yang selalu membisikan di dalam hati manusia, dari golongan jin dan manusia (3 kali)
اللهُمَّ لَكَ الحمْدُ شُكْرًا وَلَكَ المنُّ فَضْلاً وَأَنْتَ رَبُّنَا حَقًّا وَنحَنُ عَبِيدُكَ رِقًّا

ALLOHUMMA LAKAL-HAMDU SYUKRON, WALAKAL-MANNU FADHLAN, WA ANTA ROBBUNA HAQQON, WA NAHNU 'ABIDUKA RIQQON

"Ya Allah, bagiMu segala puja dan puji (yang menuntut) rasa syukur, bagiMu segala pemberian sebagai karunia, Engkaulah Robb kami yang benar, kami adalah hamba-hambaMu yang merendah".

اللهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوبُ إِلَيْكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُطِيعُكَ وَلاَ نَفْجُرُكَ لاَنحُصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ 

ALLAHUMMA INNA NASTA'INUKA, WA NASTAHDIKA, WA NASTAGFIRUKA, WA NATUBU ILAIKA, WA NU'MINU BIKA, WALA NAKFURUKA, WA NUTHI'UKA WALA NAFJURUKA, LA NUHSHI TSANA'AN 'ALAIKA, ANTA KAMA ATSNAITA 'ALA NAFSIKA

"Kami minta pertolonganMu, mohon petunjuk dariMu, mohon ampunan dan taubat dariMu. Kami beriman kepadaMu dengan tidak kafir kepadaMu, kami menaatiMu dan tidak durhaka, kami tidak (mampu) menghitung-hitung pujian untukMu, Engkaulah ya Allah yang memberikan pujian atas DzatMu.


اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإلِيَكَ نَسْعَى وَنحَفِدُ نَرْجُو رَحمْنَكَ وَنخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِينَ مُلْحَق

ALLOHUMMA IYYAKA NA'BUDU, WALAKA NUSHOLLI WA NASJUDU, WA ILAIKA NAS'A WANAHFIDU, NARJU RAHMATAKA, WA NAKHSYA 'ADZABAKA, INNA 'ADZABAKA BIL-KAFIRINA MULHAQ

"Ya Allah, hanya kepadaMu kami beribadah, hanya untukMu kami shalat dan bersujud, hanya kepadaMu kami berupaya dan berharap, kami sangat mengharapkan rahmat kasihMu, kami sangat takut dengan siksaMu, karena siksaMu benar-benar akan terjadi untuk orang-orang kafir".

اللَهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمٌ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحقُّ وَنَبِيُّكَ محُمَّدٌ (ص) حَقٌّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ وَالجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ. اللهُمَّ بِكَ آمَنَّا وَلَكَ أسْلَمْنَا وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَبِكَ خَاصَمْنَا وإليك حاكمنا

ALLOHUMMA LAKAL-HAMDU ANTA QOYYIMUS-SAMAWATI WAL-ARDHI WAMAN FI HINNA, WALAKAL-HAMDU LAKA MULKUS-SAMAWATI WAL-ARDHI WAMAN FI HINNA, WALAKAL-HAMDU ANTAL-HAQ, WA WA'DUKAL HAQ, WA NABIYYUKA HAQ, WA LIQO'UKA HAQ, WAS-SA'ATU HAQ WAL-JANNATU HAQ, WAN-NARU HAQ. ALLOHUMMA BIKA AMANNA , WA LAKA ASLAMNA, WA 'ALAIKA TAWAKKALNA, WABIKA KHOSHOMNA, WA ILAIKA HAKAMNA.

Ya Allah bagi Mu segala pujian karena Engkaulah Pemelihara langit dan bumi serta seisinya, hanya bagi Mu pujian karena bagiMu kerajaan langit dan bumi serta seisinya, bagiMu puja dan puji karena Engkaulah Nur (cahaya) langit dan bumi serta seisinya, bagiMu segala puja karena Engkau Maha Benar, janjiMu benar, NabiMu benar, pertemuan denganMu juga kebenaran, demikian hari Kiamat bernilai kebenaran, Syurga dan Neraka adalah benar. Ya Allah kepadaMu kami beriman dan berserah diri, kepadaMu kami bertawakkal, dengan (bantuan)Mu kami melawan (kebatilan), serta hanya kepadaMu kami berhukum.

أمْسَينَا وَأمْسَى الملْكُ ِللهِ وَالحَمْدُ للهِ لاَ إله إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ، لَهُ الملْكُ وَلَهُ الحمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

AMSAINA WA AMSAL MULKU LILLAH, WALHAMDULILLAH, LA ILAHA ILLALLOH WAHDAHU LA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QODIR
"Sungguh kami yang berada di waktu sore, juga segala kerajaan, kami milik Allah, tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan dan pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".


أمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإسْلاَمِ وَكَلِمَةِ الإخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا محُمَّدٍ (ص) وَعَلَى مِلَّةِ أبِيْنَا إبْرَاهِيْمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ المُشْرِكِين

AMSAINA 'ALA FITHROTIL ISLAM, WAKALIMATIL IKHLASH, WA 'ALA DINI NABIYYINA MUHAMMAD SAW, WA 'ALA MILLATI ABINA IBRAHIM, HANIFAN WAMA KANA MINAL MUSYRIKIN
"Sungguh (kami berikrar) di waktu sore ini berada pada fitrah Allah (keislaman), pada kalimat yang ikhlas (kalimat tauhid), berada pada agama Nabi kami Muhammad saw, pada ikutan ayah kami Ibrahim as yang lurus dan tidak berbuat syirik".


اللَهُمَّ أنْتَ رَبي لاَ إله إلاَّ أنْتَ خَلَقْتَني وَأنَا عَبْدُكَ وَأنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ أبُوءُ لَكَ بِذَنْبي فَاغْفِرْ لي فَإنَّهُ لاَيَغْفِِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ أنْتَ

ALLOHUMMA ANTA ROBBI , LA ILAHA ILLA ANTA, KHOLAQTANI, WA ANA 'ABDUKA , WA ANA ' ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHO'TU, A'UDZUBIKA MIN SYARRI MA SHONA'TU, ABU'U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA, ABU'U LAKA BIDZANBI, FAGHFIRLI, FAINNAHU LA YAGHFIRUDZ-DZUNUBA ILLA ANTA.

"Ya Allah Engkaulah Robb ku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah ciptakan diriku, aku adalah hambaMu dan dalam sumpah dan janjiMu (sesuai) dengan kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan perbuatanku, aku mengakui nikmatMu kepadaku dan akupun mengakui segala dosaku, maka ampunilah aku, karena tiada yang bisa memberikan ampunan dosa-dosa selain Engkau".


اللهُمَّ إِني أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حمَلَةَ عَرْشِكَ ومَلائِكَتَكَ وَجمَيِعَ خَلْقِكَ، أنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إلاَّ أَنْتَ، وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ محَُمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ

ALLOHUMMA INNI AMSAITU USYHIDUKA, WA USYHIDU HAMALATA 'ARSYIKA, WAMALAIKATAKA, WA JAMI'A KHOLQIKA, ANNAKA ANTA ALLOHU, LA ILAAHA ILLA ANTA, WAHDAKA, LA SYARIKA LAKA, WA ANNA MUHAMMADAN 'ABDUKA WA RASULUKA

"Ya Allah pada sore ini aku bersaksi kepadaMu, juga kepada pembawa arasyMu, para malaikatMu dan kepada seluruh makhlukMu, bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau semata, tiada sekutu bagiMu dan (aku bersaksi) bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulMu".

اللهُمَّ مَا أَمْسَى بي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَشَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الحمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ

ALLOHUMMA MA AMSA BI MIN NI'MATIN AU BI'AHADIN MIN KHOLQIKA, FAMINKA WAHDAKA LA SYARIKA LAKA, FALAKAL-HAMDU WALAKASY-SYUKRU

Ya Allah, saat sore ini tiada sebuah nikmat untukku atau untuk seorang hambaMu, semuanya hanya dari Mu semata, tiada sekutu bagiMu, dan segala pujian dan rasa syukur hanya untukMu.

حَسْبيَ الله لاَ إلَهَ إلاَّ هُوَ عَلَيهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ العَظِيم

HASBIYALLOHU, LA ILAHA ILLA HUWA, 'ALAIHI TAWAKKALTU, WA HUWA ROBBUL 'ARSYIL-'AZHIM

"Cukuplah Allah (bagiku), tiada Tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakkal, Dia Tuhan 'arasy yang besar".


سبُـْحَانَ الله وَبحَِمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

SUBHANALLOHI WABIHAMDIHI, 'ADADA KHOLQIHI, WA RIDHO NAFSIHI, WA ZINATA 'ARSYIHI, WA MIDADA KALIMATIHI

"Maha suci Allah sejumlah makhlukNya, seridho diriNya, seberat 'ArasyNya dan sekuat (setinggi) kalimat-kalimatNya".


رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَبمُِحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُولاً

RODHITU BILLAHI ROBBAN, WA BIL ISLAMI DINAN, WABI MUHAMMADIN NABIYYAN WA ROSULAN

Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai jalan hidup dan Muhammad sebagai nabi dan rasul utusanNya.


سُبْحَانَ الله وَبحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله العَظِيم (10 مرات)

SUBHANALLOHI WABIHAMDIHI, SUBHANALLOHIL-'AZHIM

"Maha suci Allah dan dengan segala pujian bagiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung".

لاَ إلهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الملْكُ وَلَهُ الحمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

LA ILAHA ILLALLOH WAHDAHU LA SYARIKA LAHU, LAHUL-MULKU WALAHUL-HAMDU WA HUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QODIR (10X)

"Tiada Tuhan selan Allah semata, tiada sekutu bagiNya, kepunyaanNya segala kerajaan dan pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".



اللَهُمَّ إني عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتي بِيَدِكَ، مَاضٍ فيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فيّ قَضَاؤُكَ، أسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَك، سمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ في كِتَابِكَ أوْ عَلَّمْتَهُ أحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أوِ اسْتَأثَرْتَ بِهِ في عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أنْ تجْعَلَ الْقُرْآنَ العَظِيمَ رَبِيعَ قَلْبي وَنُورَ صَدْرِي وَجَلاَءَ حُزْني وَذَهَابَ هَـمِّي

ALLOHUMMA INNI 'ABDUKA, WABNU 'ABDIKA, WABNU AMATIKA, NASHIYATI BIYADIKA, MADHIN FIYYA HUKMUKA, 'ADLUN FIYYA QODHO'UKA, AS'ALUKA BIKULLISMIN HUWA LAKA, SAMMAITA BIHI NAFSAK, AU ANZALTAHU FI KITABIK, AU 'ALLAMTAHU AHADAN MIN KHOLQIK, AWISTA'TSARTA BIHI FI 'ILMIL-GHOIBI 'INDAK, ANTAJ'ALAL-QUR'ANAL-AZHIMA ROBI'A QOLBI, WA NURO SHODRI WA JALA HUZNI WA DZAHABA HAMMI

"Ya Allah sungguh aku adalah hambaMu, anak hambaMu yang pria dan wanita, ubun-ubunku pada (kekuasaan) Mu, telah berlaku atasku hukumMu, sungguh adil ketentuanMu untukku, aku memohon kepadaMu dengan setiap asma yang Engkau namai DzatMu dengannya, atau yang telah Engkau turunkan di KitabMu atau yang telah Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu, atau yang Engkau khususkan dalam ilmu ghaib di sisiMu, agar Engkau jadikan al-Qur'an sebagai musim semi di dalam hatiku, cahaya di dalam dadaku, pelepas kesedihanku serta penghilang kegelisahanku".


لاَ إلَهَ إلاَّ الله الْعَظِيمُ الحَلِيمُ، لاَ إلهَ إلاَّ الله رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمُ، لاَ إلهَ إلاَّ الله رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الكَرِيمِ

LA ILAHA ILLALLOH AL-'AZHIMUL HALIM, LA ILAHA ILLALLOH ROBBUL 'ARSYIL 'AZHIM, LA ILAHA ILLALLOH ROBBUS-SAMAWATI WAL-ARDHI WA ROBBUL 'ARSYIL KARIM

"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Maha (Halus) Lemah Lembut, tiada Tuhan selain Allah Tuhan Pemilik Arasy Yang Maha Agung, Tiada Tuhan selain Allah Robb Pemilik langit dan bumi serta Robb arasy yang mulia".

لاَ إلهَ إلاَّ أنْتَ سُبْحَانَكَ إني كُنْتُ مِنَ الظَّالمِين

LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA, INNI KUNTU MINAZH-ZHOLIMIN

"Tiada Tuhan selain Engkau Ya Allah Yang Maha Suci, sungguh aku termasuk hambaMu yang menganiaya (diri sendiri)".



بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَيَضُرُّ مَعَ اسمْـِهِ شَيْءٌ فِـي الأرْضِ وَلاَ فِـي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

BISMILLAHILLADZI LA YADHURRU MA'AS-MIHI SYAI'UN FIL ARDHI WALA FIS-SAMA' WA HUWAS-SAMI'UL-'ALIM

Dengan (menyebut) asma Allah yang tiada sesuatupun dapat membahayakan bersama asmaNya, baik di bumi maupun di langit, Dia lah Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفَرُكَ لمَِا لاَنَعْلَمُ

ALLOHUMMA INNA NA'UDZU BIKA MIN AN-NUSYRIKA BIKA SYAI'AN NA'LAMUHU, WA NASTAGHFIRUKA LIMA LA NA'LAMUHU

"Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari mempersekutukan sesuatu denganMu yang kami ketahui dan kami mohon ampunanMu dari syirik yang kami tidak ketahui".



اللهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ محُمَّدٍ وَعَلَى آلِ محُمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيم وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيم وَبَارِكْ عَلَى محُمَّدٍ وَعَلَى آلِ محُمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إبْرَاهِيم وَعَلىَ آلِ إبْرَاهِيم إنَّكَ حَـمِيدٌ مجيدٌ

ALLOHUMMA SHOLLI 'ALA NABIYYIKA WA ROSULIKA MUHAMMADIN WA 'ALA ALI MUHAMMAD, KAMA SHOLLAITA 'ALA IBROHIM WA'ALA ALI IBROHIM, WABARIK 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD, KAMA BAROKTA 'ALA IBROHIM WA 'ALA IBROHIM, INNAKA HAMIDUM-MAJID

"Ya Allah berilah shalawat kepada Nabi dan RasulMu Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau berikan shalawat itu kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya,. Berkahi Nabi Muhammad dan keluarganya, seperti Engkau telah berkahi (kehidupan) Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".



سبُحْانَ اللهِ وَالحمْدُ لله وَلاَ إلهَ إلاَّ الله والله أكبر ( x10)

SUBHANALLOH WAL-HAMDU LILLAH, WA LA ILAHA ILLALLOH, WALLOHU AKBAR

"Maha Suci Allah, segala puji bagiNya, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar". (10 x)



وصلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا محُمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبي الأمِّي وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا عَدَدَ مَا أحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَخَطَّ بِهِ قَلًمُكَ وَأحْصَاهُ كِتَابُكَ. وَارْضَ اللهُمَّ عَنْ سَادَاتِنَا أبي بكر وعمرَ وعثمانَ وعَلِيّ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أجمعين وعَنِ التابعِين وتَابعِيهِمْ بإحْسَانٍ إلىَ يَوْمِ الدِّين

WA SHOLLOLLOHU 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD 'ABDIKA WA RASULIKA AN-NABIYYIL-UMMIY, WA 'ALA ALIHI WA SHOHBIHI, WA SALLAMA TASLIMAN 'ADADA MA AHATHO BIHI 'ILMUKA, WA KHOTHTHO BIHI QOLAMUKA , WA AHSHOHU KITABUKA, WAR-DHOLLOHUMMA 'AN SADATINA ABI BAKRI WA UMARO WA UTSMANA WA 'ALIY, WA 'ANISH-SHOHABATI AJMA'IN, WA 'ANIT-TABI'IN, WA TABI'ITTABI'IN LAHUM BI IHSANIN ILA YAUMIDDIN

"Ya Allah limpahkan shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad, abdiMu, NabiMu dan RasulMu, Nabi yang ummi, dan juga kepada keluarganya. Limpahkan salam sebanyak cakupan ilmuMu dan keluasan QalamMu dan sebanyak yang ada pada kitabMu. Ridhoilah ya Allah para shahabat penghulu kami, Abu Bakar, Umar , Utsman dan Ali r.a, serta semua tabiin dan para pengikut jalan mereka hingga akhir zaman".

سبُحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى المرْسَلِين وَالحمْدُ للهِ رَبِّ العَالمين

SUBHANA ROBBIKA ROBBIL-'IZZATI 'AMMA YASHIFUN, WA SALAMUN 'ALAL-MURSALIN, WAL-HAMDULILLAHI ROBBIL-'ALAMIN

"Maha Suci Engkau Ya Allah Robb yang memiliki izzah (keagungan) dari apa yang mereka sifati, salam sejahtera atas para rasulNya, segala puji bagi Allah Robb alam semesta".

DO'A MUHASABAH

Allahumma ya Allah, limpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya, sebagaimna telah Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia.
Allahumma ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau Pencipta langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala puji bagi-Mu Engkau Cahaya langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Segala pujian bagi-Mu ya Allah, Engkau Pencipta langit dan bumi , atas berbagai nikmat dan karunia-Mu ya Dzal Jalali wal-Ikram, atas izin dan takdir-Mu kami disini hadir sebagai hamba-hamba-Mu yang datang memenuhi panggilan-Mu, kami berkumpul untuk merenung, introspeksi dalam rangka mengevaluasi diri pada hari-hari yang kami lewati. Semoga kami mampu menyempurnakan semua kekurangan, kelemahan yang belum kami penuhi untuk menjadi hamba-hamba pilihan-Mu, hamba-hamba yang pandai mengukur diri untuk kemudian menyongsong ke depan dengan semangat perubahan, agar cinta-Mu semakin subur menyirami kami untuk menjadi hamba yang pandai menyintai-Mu.
Semua pujian untukMu ya Allah, persaksikan bahwa kami yang hadir disini mengharapkan taufik, inayah dan hidayah-Mu, kami bersimpuh di hadapan-Mu untuk menjadi hamba-hamab-Mu yang senantiasa bersemangat menyempurnakan diri dengan kualitas ilmu, iman dan amal, sehingga menjadikan kami hamba yang istiqomah, sabar, tawakkal di jalan-Mu.
Segala pujian untukMu ya Allah, kami adalah hamba-hambaMu yang datang ke hadapanMu mengharapkan rahmat, kasih sayang, ampunan dan rindu kami kepada Syurga-Mu.

Hari ini, kami menghadap-Mu dengan penuh kesadaran, bahwa kami hadir dengan gelimang dosa dan maksiat yang mengotori akal, jiwa dan hati kami. Engkau karuniakan kami akal fikiran yang sehat, namun begitu berat kami untuk menjaga dan memeliharanya dengan baik dari penyimpangan yang ada. Kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik, bid'ah dan khurafat yang jelas-jelas dan kami mohon ampunanMu dari hal-hal tersebut yang belum jelas pada kami.

Ya Allah, ketika Engkau karuniakan kami hati, agar kami mampu melihat dunia dengan kejrnihan mata hati, diantara haq, bathil, benar-salah, baik-buruk, hingga kami pandai mengambil keputusan bijak dalam bersikap, bertindak dan selamat. Sementara ini begitu sulit ya Rabbana untuk mempertahankan hati yang bersih, agar kami selalu ikhlas berbuat hanya mengharap ridho-Mu, agar dengannya kami terhindar pula dari sifat-sifat sombong, angkuh, hasad, iri, dengki, dendam, merasa paling baik, merasa paling benar.

Allahumma ya Allah, saat kaki kami melangkah, menjejakkan tujuan kami, ingin kaki inipun selamat dari jilatan api panas-Mu di neraka, lantaran kaki ini masih melangkah ke tempat-tempat yang tidak Engkau ridhoi. Berikan kekuatan atas kami untuk senantiasa muroqobah di bawah pengawasan-Mu yang tak luput dari hal-hal yang tidak menguntungkan kami.
Ya Rabbana, Engkau berikan kami mata nan indah yang dengannya kami dapat melihat keindahan-Mu, keindahan semua ciptaan-Mu, namun sekian lama kami menfungsikan mata ini untuk sesuatu yang Engkau haramkan, sesuatu yang tidak Engkau suka, padahal kami tahu, bahwa mata kami akan bersaksi di hadapan-Mu untuk apa selama ini digunakan, sehingga mata kami dapat menodai kami di dunia dan akhirat.

Ya Rabbana, Engkau jadikan tubuh kami indah, kemudian Engkau perintahkan agar diperindah dengan pakaian takwa yang dengannya kami lebih aman dan terlindung, namun kami akui beratnya kami untuk menutupi aurat kami, agar diri kami terhindar dari fitnah dan zina, agar kami terhindar dari percikan api-Mu lantaran mengabaikan kewajiban memelihara aurat dan kehormatan diri kami.

Ya Rabbana, kami tahu hidup ini adalah semata-mata untuk beribadah kepada-Mu, agar kami mengakhiri kehidupan ini dengan balasan yang baik pula. Namun ujian yang kami rasakan begitu sulit untuk menyempurnakan ibadah, kami khawatir ibadah-ibadah yang kami lakukan tertolak dan sia-sia, lantaran pengabaian dan kelalaian kami. Kami paham, kami rindu Syurga-Mu, tapi mengapa kami tidak rindu dan tidak semangat melakukan ibadah secara baik dan benar. Shubuh kadang kesiangan, Zhuhur terlewat, Ashar tertinggal, Maghrib telat dan Isya kadang tertidur. Padahal kami berharap banyak belas kasih-Mu untuk dapat shalat dengan khusyu dan tepat waktu menghadap-Mu di antara takbir, ruku, sujud dan salam kami. Belum lagi dengan ibadah-ibadah lain ya Rabbana, bagaimana dengan shaum kami, zakat kami, haji kami yang tidak luput dari kekurang-sempurnaan persembahan seorang hamba yang jahil lagi dhoif ini.

Ya Rabbana, nikmat-Mu yang selayaknya kami syukuri adalah lisan sebagai alat komunikasi, sarana membaca al-Qur'an, berzikir dan berdo'a, agar kami mampu mengikat tali dengan-Mu, yang dengannya kami bisa beroleh ketenangan, damai, tegar, isitiqomah dalam menjalani hidup dan kehidupan. Sebaliknya kami belum mampu menghindari dari bahaya penyakit lisan dari dusta, ghibah, bicara keji, mengupat, ingkar janji dan menyakiti orang lain. Padahal kami tahu pesan Rasulullah saw , bahwa keimanan seorang hamba belum sempurna manakala belum mampu menghindari dari bahaya buruk lisan.

Allahumma ya Allah, Engkau limpahkan atas kami amanah, tanggung jawab dengan apa yang kami perankan di antara hak dan kewajiban kami, namun sekian banyak kelalaian kami untuk mengemban tugas mulia tersebut, sehingga tertatih-tatih kami berupaya untuk menjadi sosok anak yang baik yang mampu berbakti melaksanakan birrul walidain kepada kedua orang tua kami yang telah mengandung, melahirkan, mendidik, membesarkan kami dengan penuh kasih sayang hingga kami dewasa. Rasanya belum cukup sudah membalas jerih payah mereka…Ketika Engkau karuniakan kami pasangan hidup, jadilah kami seorang ibu dan ayah, berat rasanya memikul peran sebagi ibu dan ayah yang baik, untuk mendidik anak-anak kami dengan penuh sabar, menghadapi tantangan zaman yang semakin keras. Sanggupkah kami saat mempertanggung jawabkan amanah tersebut untuk menghantarkan mereka menjadi anak-anak yang shalih dan shalihat, sehingga mereka muncul menjadi qurratu a'yun (permata hati) dan dari mereka mengalir sosok-sosok pejuang yang siap membangun peradaban dunia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, generasi harapan, generasi yang dijanjikan.

Kami sadar benar, bahwa hidup ini sementara, ia merupakan terminal dan persinggahan untuk kemudian melangkah kembali menuju kehidupan lain, yakni kamatian, kematian yang akan menjemput kami yang pasti datang dan tepat pada waktunya, selanjutnya kami pasti akan menghadapi saat-saat dimana tidak perlindungan selain perlindungan-Mu, saat kami dikumpulkan di padang mahsyar untuk menantikan pengadilan-Mu yang Maha Adil. Ya Rabbana karuniakan kami ketabahan dalam menapaki langkah-langkah hidup itu, agar kami dapat menghadap-Mu dengan hati yang bersih dan amal yang diridlai, sehingga kami selamat dari sentuhan api panas-Mu di neraka, dengan kehendak dan ridho-Mu, Engkau hantar kami ke Syurga-Mu bersama para nabi, orang-orang shalih yang mengikuti jejak langkahnya.

Akhirnya, hanya kepada-Mu kami berserah diri, memohon pertolongan. Pada saat ini kami menunduk dengan kepasrahan dan kerendahan hati, berharap untuk menjadikan sosok-sosok kami hamba-hamba yang beriman, komitmen dengan perubahan yang mendasar atas diri kami, engkau mudahkan kami untuk selalu menempa diri menjadi hamba muslim kaffah. Engkau mudahkan lisan kami untuk selalu melantunkan tahmid, takbir dan tasbih untuk-Mu, Engkau mudahkan hati kami untuk senantiasa bersih dari kotoran penyakit hati, Engkau mudahkan jasad kami untuk selalu melakukan perintah dan titah-Mu dalam ketaatan dan ketakwaan, Engkau mudahkan kaki kami dalam melangkah ke tempat-tempat yang Engaku ridhoi, Engkau mudahkan tangan kami dalam mencari karuniaMu yang halal dan bersih dari barang haram, sehingga darah dan daging anak keturunan kami terhidar dari segala yang Engkau murkai.

Allahumma ya Allah. Bantulah saudara-saudara kami yang dalam kesulitan, ringankan urusan hutang piutang mereka, segerakan mereka keluar dari segala musibah dan cobaan yang menimpa mereka, angkat kesulitan yang mereka hadapi, sembuhkan diantara mereka yang sakit, ampuni mereka yang sudah mendahului kami, sinari kubur mereka.
Allahumma ya Allah, Engkau Maha Tahu, akan keadaan saudara-saudara kami yang kini menghadapi kesedihan, dirundungduka, tak habis-habisnya penderitaan yang mereka alami, mereka teraniaya diantara himpitan dan cengkraman musuh-musuh-Mu. Jika Engkau luluh lantahkan musuh-musuhMu Engkau adalah Pencipta mereka yang Maha Kuasa atas mereka, jika masih saja saudara-saudara kami dalam kesulitan itu, Kami yakin benar bahwa Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau tidak akan menyia-nyiakan mereka yang beriman dan mengabdikan diri hanya kepada-Mu.

Maha Suci Engkau Rahman dan Rahim, Yang Kuasa atas segala sesuatu, hanya kepadaMu kami sandarkan segala urusan kami,